- Home
- > Fishing
- > Fishypedia
- Ikan Terbang
Ikan Terbang dalam bahasa ilmiahnya dikenal dengan namaHirundichthys Oxycephalus merupakan salah satu komponen ikan pelagis yang ditemukan di perairan tropis dan sub tropis dengan kondisi perairan tidak keruh dan berlumpur serta dibatasi oleh isotetherm 20oC. Ikan terbang hidup dipermukaan laut, termasuk perenang cepat, menyukai cahaya pada malam hari dan mampu meluncur keluar dari permukaan air dan melayang di udara dengan sangat cepat. Ikan terbang menggunakan tubuh aerodinamisnya untuk menembus permukaan air pada kecepatan tinggi dan siripnya yang besar dan aneh berfungsi seperti sayap untuk menjaganya tetap melayang di atas gelombang.
Ikan terbang pada dasarnya bukanlah hewan terbang, seperti burung, tapi hanya melayang di permukaan air laut. Ikan terbang dengan mudah dapat menempuh jarak hingga 200 meter atau lebih dan dapat mencapai ketinggian yang lumayan tinggi untuk bisa mendarat di dek kapal. Bisa kita bayangkan dengan jarak yang bisa ditempuh sejauh 200 meter bahkan bisa lebih, ikan terbang berada di atas permukaan air laut dimana pada saat di udara ikan tidak bisa bernafas ataupun menggunakan insangnya. Satu bukti bahwa ikan terbang ini mempunyai insang dan sirip yang luar biasa.
Alasan utama ikan terbang yang memiliki 40 atau lebih spesies ini hingga bisa sampai terbang adalah karena aksi melarikan diri atau menghindar dari para predator laut seperti ikan-ikan mackerel, tuna, swordfish dan marlin. Meski demikian ikan ini juga berhati-hati terhadap ancaman paruh burung-burung di atasnya, di samping ikan ini juga diburu oleh nelayan-nelayan yang ingin mengkonsumsi ikan ini ataupun hanya untuk mengambil telur ikan terbang yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Ciri-ciri Morfologi
Panjang tubuh ikan terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 3,9-4,1 kali panjang kepala dan 5,8-6,4 kali tinggi tubuh dan memiliki panjang rata-rata 18cm. Tubuhnya bulat memanjang seperti cerutu, agak termampat pada bagian samping. Bagian atas tubuh berwarna gelap, bagian bawah tubuh mengkilap, hal ini bertujuan untuk menghindari pemangsa baik dari udara maupun dari air.
Sirip dorsal dan anal transparan, sirip ekor abu-abu, sirip ventral keabu-abuan di bagian atas dan terang di bagian bawah, sirip pectoral abu-abu tua dengan belang-belang pendek. Sirip pectoral panjang dan dapat diadaptasikan untuk melayang dan mengandung banyak duri lemah dengan duri pertama tidak bercabang dan sisanya bercabang. Duri-duri lemah pada sirip dorsal berjumlah 10-12, pada sirip anal 1-12, pada sirip pectoral 14-15 dengan sirip pertama tidak bercabang.
Sirip ventral tidak mencapai sirip dorsal dengan pangkal sirip ventral lebih dekat ke ujung posterior kepala daripada ke pangkal ekor. Sirip pectoral mencapai belakang sirip dorsal. Sirip ekor cagak (deeply emarginated) dengan sirip bagian bawah lebih panjang. Garis lateral terletak pada bagian bawah tubuh. Sisik sikloid berukuran relative besar dan mudah lepas dengan sisik pradorsal 32-37 buah dan jumlah sisik pada poros tubuh 51-56 buah.
Mekanisme Terbang
Ikan terbang dapat dibagi menjadi dua kelompok: ”bersayap dua” dan ”bersayap empat” yang masing-masing memiliki mekanisme terbang yang berbeda. Kemampuan terbang ikan ini merupakan sifat biologi yang paling menonjol dan membedakannya dengan kelompok ikan yang lain. Kemampuan tersebut merupakan proses evolusi sebagai adaptasi untuk menghindari pemangsa di laut lepas dan gangguan kapal, serta untuk menghemat energi dalam mencari makanan.
Pada beberapa spesies ikan terbang sayap di bagian dadanya juga dibantu sayap di bagian belakangnya, sehingga jenis yang bersayap empat ini lebih hebat beratraksi di udara. Meski kemampuan terbangnya tidak cukup jauh, ikan terbang bisa melakukan terbang bersama dengan membentuk formasi unik untuk menempuh jarak hingga 400 meter.
Mekanisme bagaimana ikan ini bisa terbang juga sederhana saja. Awalnya mereka akan berakselerasi di dalam air hingga mencapai kecepatan 70 km/jam dibantu oleh kepakan ekor mereka. Sekali mereka melompat di atas air, sirip-siripnya akan mengembang dan memanfaatkan angin untuk meraih ketinggian. Adakalanya mereka memukulkan ekornya di permukaan air untuk tetap melompat tinggi dan mengubah arah.
Populasi ikan terbang yang ada di perairan Laut Indonesia tepatnya perairan Sulawesi Selatan terancam punah, indikasinya adalah semakin menurunnya jumlah jenis ikan terbang ini yang bisa ditemui di perairan laut itu. Penduduk di pesisir Sulawesi Selatan memang dikenal sering memburu ikan terbang, akan tetapi yang apling diburu sebenarnya adalah telur ikan terbang. Para nelayan tersebut bahkan sampai ke Papua Barat untuk mencari telur ikan terbang.
Telur ikan terbang yang berwarna kuning keemasan memiliki nilai komoditas dagang yang cukup tinggi, selain itu telur ikan terbang ini juga bisa digunakan sebagai obat-obatan. Itulah yang menyebabkan banyak nelayan yang memburu telur ikan terbang. (Berbagai sumber)