- Home > Fishing
- > Piranti
- Jenis-jenis Pelampung
Dalam dunia pemancingan, pelampung memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai alat bantu mengidentifikasi saat umpan termakan ikan, menjaga agar umpan tidak tenggelam ke dasar air atau membuat agar umpan berada pada kedalaman tertentu, dan juga bisa membuat gerakan umpan terlihat lebih alami (natural). Pelampung umumnya terbuat dari bahan gabus, kayu, bulu merak dan fiber/plastik, dengan bentuk yang beraneka ragam. Misalnya: Panjang, bulat, oval (telur), gasing, dsb.
Secara fisik jenis pelampung pancingan ada dua, yaitu pelampung yang gemuk di pangkal dan pelampung yang gemuk di bagian ujung. Sedangkan secara kegunaan, juga terbagi dua, yaitu pelampung pada permukaan air yang tenang dan Pelampung pada permukaan air yang berarus atau mengalir.
1. Pelampung untuk permukaan air yang tenang
Yang pertama ialah pelampung yang dirancang untuk digunakan saat mancing di perairan yang permukaannya tenang atau relatif diam. Bentuknya antara lain silinder pendek, silinder panjang atau silinder dengan bagian yang membengkak di dekat pangkal. Bentuk batang silinder pendek misalnya, paling pas digunakan untuk mancing pada kondisi tidak ada angin dan permukaan air “licin” bagai berminyak.
Yang pertama ialah pelampung yang dirancang untuk digunakan saat mancing di perairan yang permukaannya tenang atau relatif diam. Bentuknya antara lain silinder pendek, silinder panjang atau silinder dengan bagian yang membengkak di dekat pangkal. Bentuk batang silinder pendek misalnya, paling pas digunakan untuk mancing pada kondisi tidak ada angin dan permukaan air “licin” bagai berminyak.
Pelampung dengan bentuk batang silinder panjang lebih pas dipakai untuk mancing di perairan yang agak beriak sedangkan pelampung yang gemuk di pangkal cocok digunakan manakala riak di permukaan air menjadi masalah bagi pelampung berbentuk silinder rata.
Apabila di ujung pelampung terdapat semacam jarum indikator, gunanya ialah agar dihasilkan sensitivitas yang lebih jelas teramati, khususnya pada saat mancing ikan yang cara makan umpannya tergolong sangat “santun”.
Pelampung jenis pertama ini dipakai dengan meloloskan senar utama melalui cincin kawat di bagian pangkal dan posisinya ditetapkan dengan bantuan dua buah timah (pemberat mata kail) berbentuk bulat kecil yang dijepitkan ke senar utama.
2. Pelampung untuk permukaan air yang berarus atau mengalir
Kelompok berikutnya pelampung yang digunakan khusus untuk mancing di perairan yang berarus atau mengalir. Kebalikan dari yang pertama, pelampung jenis ini dibagian ujungnya justru lebih gemuk ketimbang di pangkal. Pemasangannya juga tidak dengan dijepit timah (pemberat mata kail), melainkan dijepit selang karet (biasanya pentil sepeda) dibagian pangkal dan ujung, sehingga senar utama penempel di sepanjang pelampung.
Kelompok berikutnya pelampung yang digunakan khusus untuk mancing di perairan yang berarus atau mengalir. Kebalikan dari yang pertama, pelampung jenis ini dibagian ujungnya justru lebih gemuk ketimbang di pangkal. Pemasangannya juga tidak dengan dijepit timah (pemberat mata kail), melainkan dijepit selang karet (biasanya pentil sepeda) dibagian pangkal dan ujung, sehingga senar utama penempel di sepanjang pelampung.
Pelampung yang ujungnya agak langsing ideal dipakai untuk mancing dimana jarak antara ujung joran (tongkat pancing) dan pelampung relatif dekat, seperti bila mancing si sungai, dengan umpan laron, kecoa dan umpan lain sejenis yang bobotnya relatif ringan.
Bentuk yang agak gemuk diujung namun tetap silindris di pangkal akan lebih terapung di permukaan air, sehingga lebih mudah diamati responnya pada saat umpan disambar ikan. Pemancing yang baru belajar mancing di sungai sebaiknya memilih pelampung jenis ini.
Pelampung yang bentuknya agak gemuk di pangkal dan semakin gemuk lagi mendekati ujung hanya cocok untuk mancing di sungai yang dalam, namun airnya mengalir cukup deras. Umpan yang dipakai sebaiknya juga berukuran cukup besar, misal daging keong, kodok, bagian isi perut ayam atau buah pisang.