Selasa, 15 Oktober 2013

Wader

Ikan wader merupakan jenis ikan kecil dari suku Cyprinidae. Beberapa spesies ikan wader yang dikenal adalah wader pari (lunjar padi), wader bintik dua, dan beberapa […]
Ikan wader merupakan jenis ikan kecil dari suku Cyprinidae. Beberapa spesies ikan wader yang dikenal adalah wader pari (lunjar padi), wader bintik dua, dan beberapa jenis lain yang biasa disebut dengan wader saja. Ikan yang sering dikonsumsi lantaran memiliki rasa gurih ini biasa menempati danau dan sungai, bahkan selokan yang berair jernih.
Ikan wader secara umum tersebar di Indonesia (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Lombok dan Bali), Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, Kamboja, Brunei Darusalam, hingga ke India dan sebagian China. Di seluruh dunia diperkirakan terdapat lebih dari seratus jenis (spesies)wader dari sekitar belasan genus.
Ikan wader adalah jenis ikan air tawar yang paling gampang ditemukan di kolam-kolam dan waduk ataupun sungai yang airnya jernih. Ikan ini memiliki ukuran kecil sebesar jari kelingking dan yang paling besar bisa mencapai ukuran 2 jari manusia.
Ikan wader di alam liar memakan semua makanan yang ada di alam alias omnivora. Ia makan berbagai jenis makanan seperti telur ikan lain, lumut dan berbagai jenis serangga air. Ikan ini termasuk ikan yang rakus bahkan besifat karnivora karena ia juga makan telur ikan wader lainnya yang ada di perairan.
Ikan wader di Indonesia hanya digunakan sebagai ikan konsumsi alias dimakan. Padahal di luar negeri, konon, ikan ini telah memiliki nilai komersial yang cukup tinggi sebagai ikan hias. Di negara eropa jenis ikan ini dipelihara sebagai ikan hias karena memiliki warna keperakan yang indah, dan beberapa jenis lain dari wader juga memiliki warna kehijauan sehingga lebih indah saat dipelihara di aquarium. Jenis lain dari ikan wader dapat berwarna merah dan kuning keperakan, namun semua memiliki ciri yang sama yaitu adanya bintik hitam di bagian bawah tubuhnya.
Wader Pari (Lunjar Padi)
Wader Pari dikenal juga dengan nama Lunjar Padi(Rasbora argyrotaenia), lunjar andong (Jawa), cecereh, ikan cere (Betawi), paray (Sunda), pantao, seluang (Sumatera), dan seluang (Kalimantan). Dalam bahasa Inggris wader ini disebut sebagai silver rasbora, sedangkan di Malaysia disebut Buntung, Londoi, Seluang, atau Wader Pari.
Ikan ini bertubuh kecil ramping, dengan panjang maksimal sekitar 170 mm (17 cm). Tubuh berwarna cokelat kuning di bagian atas (dorsal) dan putih keperakan di sisi dan bagian bawah, terutama di bagian perut. Sebuah garis keemasan di dalam, berjalan bersama garis kehitaman di bagian luar pada masing-masing sisi tubuh, dari belakang tutup insang hingga ke batang ekor.
Formula sirip punggung (dorsal) yakni dua jari-jari keras (duri) diikuti tujuh jari-jari lunak. Sirip dubur (anal ), sirip dada (pectoral), sirip perut (ventral), serta jumlah sisik pada gurat sisi(linea lateralis) 29-30 buah. Batang ekor (peduncle) dikelilingi 14 sisik; antara gurat sisi dengan awal sirip perut diantarai oleh 1-1Ω sisik.
Lunjar padi sering ditemui dalam kelompok besar, di danau, parit atau sungai-sungai yang relatif tenang. Sering pula bercampur dengan ikan-ikan lunjar (Rasbora) yang lain dan wader(Puntius) yang memiliki kebiasaan serupa. Bersama dengan lunjar dan wader pada umumnya, lunjar padi merupakan ikan konsumsi yang digemari karena rasanya.
Wader Bintik Dua
Sedangkan wader bintik dua (Puntius binotatus)merupakan salah satu spesies wader yang di beberapa daerah di Indonesia biasa disebut sebagai beunteur (Sunda), wader cakul atau wader (Jawa), puyan (Banjar), tanah atau sepadak (Beng-kulu). Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai spotted barb atau common barb. Sedang dalam bahasa Malaysia disebut Bunter, Putih, Tebal Sisek. Dalam bahasa ilmiah (latin) dinamakan Puntius binotatus.
Ikan wader bintik dua mempunyai ukuran kecil-sedang dengan panjang total sekitar 10 cm. Meskipun jarang besar namun wader bintik dua mampu mencapai panjang 17 cm. Wader jenis ini mempunyai empat sungut kecil di ujung moncongnya. Tubuhnya berwarna abu-abu kehijauan atau keperakan dengan dua bintik yang terdapat di pangkal sirip belakang dan di tengah batang ekor. Seratus Jenis Ikan wader bintik dua biasa ditemukan bersama spesies wader lainnya mulai dari pantai hingga daerah berketinggian 2.000 meter dpl. Wader bintik dua menyukai air selokan dangkal, sungai bahkan danau yang berair jernih.
Selain kedua jenis wader tersebut masih terdapat sekitar seratusan jenis wader di dunia. Tidak sedikit dari spesies tersebut yang merupakan spesies endemik.
Mancing Wader
Memancing wader tidaklah sulit, karena ikan wader selain hidupnya bergerombol makannya juga tergolong rakus, sehingga dimana ada kawanan wader begitu kita lemparkan umpan pasti langsung jadi rebutan hingga tak jarang ada yang sampai kecantol mata kail di ekor bahkan di matanya.
Memancing ikan wader merupakan hal yang cukup menyenangkan karena ikan ini gampang berkembangbiak di sungai atau selokan kecil sehingga hampir semua tempat dapat ditemukan jenis ikan wader. Cara memancingnya adalah dengan menggunakan mata pancing yang berukuran kecil sekali. Pakan yang berupa pelet yang sudah direndam di bentuk kecil sebesar butiran nasi dan dipasang pada mata pancing. Pemberian mata pancing dan umpannya yang kecil akan membuat ikan wader akan lebih mudah menyambar pakan tersebut.
Ikan wader termasuk jenis ikan yang menyambar saat memakan umpannya, karenanya dibutuhkan ketepatan dan kecepatan saat menarik joran pancing sebelum umpan terlepas dari mata pancingnya. Rangkaian mata pancingnya pun bisa disusun dengan menggunakan pelampung maupun tidak. Penggunaan pelampung memang ditujukan sebagai indikator saat umpan disambar ikan, semakin cepat anda menarik joran anda maka semakin kecil kemungkinan ikan lolos.
(Berbagai Sumber)

Wader

|
Ikan wader merupakan jenis ikan kecil dari suku Cyprinidae. Beberapa spesies ikan wader yang dikenal adalah wader pari (lunjar padi), wader bintik dua, dan beberapa […]
Ikan wader merupakan jenis ikan kecil dari suku Cyprinidae. Beberapa spesies ikan wader yang dikenal adalah wader pari (lunjar padi), wader bintik dua, dan beberapa jenis lain yang biasa disebut dengan wader saja. Ikan yang sering dikonsumsi lantaran memiliki rasa gurih ini biasa menempati danau dan sungai, bahkan selokan yang berair jernih.
Ikan wader secara umum tersebar di Indonesia (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Lombok dan Bali), Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, Kamboja, Brunei Darusalam, hingga ke India dan sebagian China. Di seluruh dunia diperkirakan terdapat lebih dari seratus jenis (spesies)wader dari sekitar belasan genus.
Ikan wader adalah jenis ikan air tawar yang paling gampang ditemukan di kolam-kolam dan waduk ataupun sungai yang airnya jernih. Ikan ini memiliki ukuran kecil sebesar jari kelingking dan yang paling besar bisa mencapai ukuran 2 jari manusia.
Ikan wader di alam liar memakan semua makanan yang ada di alam alias omnivora. Ia makan berbagai jenis makanan seperti telur ikan lain, lumut dan berbagai jenis serangga air. Ikan ini termasuk ikan yang rakus bahkan besifat karnivora karena ia juga makan telur ikan wader lainnya yang ada di perairan.
Ikan wader di Indonesia hanya digunakan sebagai ikan konsumsi alias dimakan. Padahal di luar negeri, konon, ikan ini telah memiliki nilai komersial yang cukup tinggi sebagai ikan hias. Di negara eropa jenis ikan ini dipelihara sebagai ikan hias karena memiliki warna keperakan yang indah, dan beberapa jenis lain dari wader juga memiliki warna kehijauan sehingga lebih indah saat dipelihara di aquarium. Jenis lain dari ikan wader dapat berwarna merah dan kuning keperakan, namun semua memiliki ciri yang sama yaitu adanya bintik hitam di bagian bawah tubuhnya.
Wader Pari (Lunjar Padi)
Wader Pari dikenal juga dengan nama Lunjar Padi(Rasbora argyrotaenia), lunjar andong (Jawa), cecereh, ikan cere (Betawi), paray (Sunda), pantao, seluang (Sumatera), dan seluang (Kalimantan). Dalam bahasa Inggris wader ini disebut sebagai silver rasbora, sedangkan di Malaysia disebut Buntung, Londoi, Seluang, atau Wader Pari.
Ikan ini bertubuh kecil ramping, dengan panjang maksimal sekitar 170 mm (17 cm). Tubuh berwarna cokelat kuning di bagian atas (dorsal) dan putih keperakan di sisi dan bagian bawah, terutama di bagian perut. Sebuah garis keemasan di dalam, berjalan bersama garis kehitaman di bagian luar pada masing-masing sisi tubuh, dari belakang tutup insang hingga ke batang ekor.
Formula sirip punggung (dorsal) yakni dua jari-jari keras (duri) diikuti tujuh jari-jari lunak. Sirip dubur (anal ), sirip dada (pectoral), sirip perut (ventral), serta jumlah sisik pada gurat sisi(linea lateralis) 29-30 buah. Batang ekor (peduncle) dikelilingi 14 sisik; antara gurat sisi dengan awal sirip perut diantarai oleh 1-1Ω sisik.
Lunjar padi sering ditemui dalam kelompok besar, di danau, parit atau sungai-sungai yang relatif tenang. Sering pula bercampur dengan ikan-ikan lunjar (Rasbora) yang lain dan wader(Puntius) yang memiliki kebiasaan serupa. Bersama dengan lunjar dan wader pada umumnya, lunjar padi merupakan ikan konsumsi yang digemari karena rasanya.
Wader Bintik Dua
Sedangkan wader bintik dua (Puntius binotatus)merupakan salah satu spesies wader yang di beberapa daerah di Indonesia biasa disebut sebagai beunteur (Sunda), wader cakul atau wader (Jawa), puyan (Banjar), tanah atau sepadak (Beng-kulu). Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai spotted barb atau common barb. Sedang dalam bahasa Malaysia disebut Bunter, Putih, Tebal Sisek. Dalam bahasa ilmiah (latin) dinamakan Puntius binotatus.
Ikan wader bintik dua mempunyai ukuran kecil-sedang dengan panjang total sekitar 10 cm. Meskipun jarang besar namun wader bintik dua mampu mencapai panjang 17 cm. Wader jenis ini mempunyai empat sungut kecil di ujung moncongnya. Tubuhnya berwarna abu-abu kehijauan atau keperakan dengan dua bintik yang terdapat di pangkal sirip belakang dan di tengah batang ekor. Seratus Jenis Ikan wader bintik dua biasa ditemukan bersama spesies wader lainnya mulai dari pantai hingga daerah berketinggian 2.000 meter dpl. Wader bintik dua menyukai air selokan dangkal, sungai bahkan danau yang berair jernih.
Selain kedua jenis wader tersebut masih terdapat sekitar seratusan jenis wader di dunia. Tidak sedikit dari spesies tersebut yang merupakan spesies endemik.
Mancing Wader
Memancing wader tidaklah sulit, karena ikan wader selain hidupnya bergerombol makannya juga tergolong rakus, sehingga dimana ada kawanan wader begitu kita lemparkan umpan pasti langsung jadi rebutan hingga tak jarang ada yang sampai kecantol mata kail di ekor bahkan di matanya.
Memancing ikan wader merupakan hal yang cukup menyenangkan karena ikan ini gampang berkembangbiak di sungai atau selokan kecil sehingga hampir semua tempat dapat ditemukan jenis ikan wader. Cara memancingnya adalah dengan menggunakan mata pancing yang berukuran kecil sekali. Pakan yang berupa pelet yang sudah direndam di bentuk kecil sebesar butiran nasi dan dipasang pada mata pancing. Pemberian mata pancing dan umpannya yang kecil akan membuat ikan wader akan lebih mudah menyambar pakan tersebut.
Ikan wader termasuk jenis ikan yang menyambar saat memakan umpannya, karenanya dibutuhkan ketepatan dan kecepatan saat menarik joran pancing sebelum umpan terlepas dari mata pancingnya. Rangkaian mata pancingnya pun bisa disusun dengan menggunakan pelampung maupun tidak. Penggunaan pelampung memang ditujukan sebagai indikator saat umpan disambar ikan, semakin cepat anda menarik joran anda maka semakin kecil kemungkinan ikan lolos.
(Berbagai Sumber)